Minggu, 18 November 2012

Misteri Kematian Brian Jones

Kindly Bookmark and Share it:

Sekitar tengah malam Brian Jones, gitaris Rolling Stones  berenang karena merasa kepanasan. Sebelumnya ia minum alkohol hingga mabuk bersama pacarnya, Anna Wohlin. Janet Lawson, seorang perawat di rumahnya sudah memperingatkan Jones agar tidak berenang. Tetapi peringatan itu  tidak diindahkan. Tak lama Jones pun tenggelam di dasar kolam. Wohlin bergegas masuk ke dalam kolam memberikan bantuan pernapasan, namun terlambat. Jones meninggal di dasar kolam renang di rumahnya di Hartfield, East Sussex pada 2 Juli 1969 dalam usia 27 tahun. Sampai kini penyebab kematian Brian Jones masih diselimuti misteri.


Brian Jones adalah seorang multiinstrumentalis. Klarinet, saksofon, gitar, dan piano tak tanggung-tanggung dikuasainya. Sempat bergabung dengan band bernama The Ramrods, tahun 1962 Jones pergi ke London dan memulai upaya membentuk band sendiri. Daya tarik Jones sebagai musisi handal, atraktif, sekaligus tampan memudahkan dirinya merekrut Charlie Watts (drum), Mick Jagger (vocal), Keith Richard (guitar), dan Bill Wyman (bass) kala membentuk band legendaris bernama Rolling Stones. Sayang di balik kepintarannya Jones berkepribadian ganda. Di satu pihak ia bisa sangat tak menyenangkan, tetapi juga berwibawa. Di satu sisi ia bisa kasar namun di lain sisi ia orang yang lembut.

Misalnya saja pada usia 14 tahun, Jones menghamili seorang perempuan dan di saat bersamaan ia memacari istri orang. Sifat inilah yang kelak Jones bawa saat pertama membentuk Rolling Stones, ia selalu mengatakan “Saya yang memimpin Stones dan menerima bayaran lebih besar.” Sebuah pernyataan dari seorang yang menyandang beban emosional dan psikologis yang berat, yang membuat penderitaannya tak pernah berhenti. Kata Watts, “Brian terlalu berambisi menjadi pemimpin kami. Padahal dia tak mampu memimpin.”

Jagger menambahkan kalau beban terberat ambisi Jones adalah menjadi vokalis. Ia cemburu pada Jagger karena vokalis selalu jadi pusat perhatian dan Jones tidak suka dengan kondisi ini. Alhasil kondisi psikologisnya terus memburuk hari demi hari. Jones makin sering mabuk dan memakai narkoba, lebih-lebih saat penggemar mulai mengalihkan perhatian pada Jagger. Jones menerima dengan sikap negatif tanpa alasan jelas.

Tercatat sepanjang tahun 1964 dan 1965 dua kali Jones coba bunuh diri karena merasa tidak ada harga diri lagi. Kontribusi Jones terhadap Rolling Stones makin menurun apalagi setelah pacarnya, Anita Pallenberg berpaling ke pangkuan Keith Richards, Jones makin terjebak narkoba.

Pada Oktober 1967, Jones sangat berpotensi bunuh diri. Setahun kemudian Jones praktis absen di studio hingga akhirnya dianggap tidak penting lagi dalam band. Juli 1969 Stones berencana melakukan konser gratis di Hyde Park dan Jones tahu bakal dipecat. “Saya yakin dia memilih mati ketika kami memecat dia,” ungkap Watts.

Stones akhirnya merekrut Mick Taylor sebagai pengganti Jones. Jones sempat masuk klinik di London dan dinyatakan menderita penyakit paranoid. Dalam masa perawatan psikologis-nya, Jones membeli sebuah rumah di Cotchford Farm di dekat Sussex. Jones ditemani sopir Richards, Tom Keylock dan juga tukang-tukang yang merenovasi rumahnya yang juga sering dipekerjakan oleh Richards. Jagger maupun Watts secara rutin mengunjungi Jones, yang ketika itu sedang sibuk untuk membuat band baru bersama Alexis Korner, Mitch Mitchell, John Mayall, dan Steve Winwood.

Larut malam pada 2 Juli 1969, Jones berenang di kolam yang dilengkapi dengan alat pemanas. Tidak ada yang menemani dia ketika itu sampai Jones ditemukan tewas mengambang di kolam. Menurut polisi kala itu, penyebab kematian Jones adalah karena tenggelam. Namun hasil otopsi memperlihatkan hati dan jantungnya membengkak karena penggunaan narkotika dan alkohol secara berlebihan.

Hasil pemeriksaan urine menunjukkan adanya unsur amphetamine dan diphenhydramine yang terdapat dalam pil Mandrax. Di pinggir kolam renang, ada alat bantu penyedot untuk dipakai jika terjadi serangan asma. Namun, keterangan dokter yang melakukan otopsi membantah Jones meninggal dunia karena serangan asmatik. Sejak kematian itu sampai kini, banyak buku yang diterbitkan yang berspekulasi mengenai kematian Jones tersebut.

“Menurut saya dia memang dibunuh,” kata Terry Rawlings, salah satu penulis buku itu. Rawlings menulis bukunya antara lain berdasarkan pengakuan Frank Thorogood, salah seorang teman Jones. Sebelum meninggal tahun 1994, Thorogood membuat pengakuan mengejutkan itu kepada Keylock si tukang yang ikut merenovasi rumah Jones. Teori-teori konspirasi itu berkembang antara lain karena polisi tidak melakukan penyidikan yang memadai. Keith Richards sendiri tadinya tidak yakin Jones mati tenggelam karena rekannya itu perenang andal. Meskipun begitu, menurut Richards, mungkin saja Jones mati dibunuh.

Namun akhir Agustus 2009 lalu kepolisian Sussex membuka kembali kasus kematian Jones setelah harian The Mail mengungkapkan ditemukannya bukti baru Jones kemungkinan justru dibunuh Frank Thorogood! Polisi kembali memeriksa sekitar 600 dokumen yang diserahkan wartawan The Mail, Scott Jones, yang selama empat tahun menyelidiki kematian Jones. Scott Jones mengandalkan hasil temuannya dari wawancara dengan Janet Lawson, perawat yang yang menemukan Jenazah Jones.

Lawson mengaku melihat Thorogood melakukan sesuatu terhadap Jones. Lawson yakin Thorogood yang meninggal tahun 1994, saat itu membunuh Jones. Kesaksian Lawson didukung laporan polisi pertama yang tiba di rumah Jones, Albert Evans. Menurut Evans dia berbicara dengan semua saksi beberapa jam setelah kematian Jones dan menyimpulkan Jones tewas menyusul terjadinya perkelahian dengan Thorogood.

Bukti lainnya, Bob Marshall, yang menyatakan adanya tiga saksi yang dibiarkan pergi meninggalkan TKP tanpa ditanyai polisi. Sepanjang hidup hingga kematiannya Brian Jones nampaknya tak selalu bisa mendapatkan apa yang diinginkannya.


0 komentar:

Posting Komentar